Selasa, 28 Oktober 2008

KHAWARIJ DAN MURJI'AH DALAM SEBUAH CATATAN SEJARAH

Pendahuluan



Alhamdulillah puji syukur kehadlirat Allah ,Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Suatu aliran muncul dalam masyarakat yang menganut Islam terjadi antara lain karena perbedaan pandangan.dan kepentingan dalam menterjemahkan Al Qur’an dalam kehidupan masing-masing pihak. Terutama hal ini terjadi karena adanya kepentingan politik praktis yang terjadi pada masa itu, maksudnya adalah Alqur’an bukan lagi di pahami dan di hayati sebagaimana yang pernah di ajarkan oleh Nabi akan tetapi sudah tekontaminasi oleh berbagai “kepentingan”.Yang ke dua terjadi karena adanya sikap tidak puas terhadap kebijakan kebijakan yang di ambil oleh pemimpin pemimpin Islam pada masa khilafah.sehingga sebagian orang yang merasa tidak terakomodir kepentinganya memberanikan diri untuk “memisahkan “diri dari orang orang yang dahulunya sangat di segani dan di turuti perintahnya.

Aliran khawarij dan murji’ah misalnya, aliran ini muncul karena adanya kepentingan yang tidak terakomodir ( khawarij) dan bagi Kaum Murji’ah tujuan utamanya adalah bagaimana Islam ini tidak di pahami sebagai mana mestinya akan tetapi lebih berorientasi pada bagaimana aqidah umat ini tidak sesuai dengan apa yang di ajarkan oleh baginda rosul.dalam bahasa lain kaum Murji’ah mengupayakan pendangkalan aqidah umat dengan pernyataan- pernyataanya dan prilakunya

Makalah ini mencoba mengedepankan sisi-sisi yang positif menurut mereka ( khawarij dan Murji”ah) dan juga sisi negatif menurut mereka yang menganut ahli sunah wal jama’ah.pola pendekatan penulis yang berada pada tataran di luar ke duanya menjadikan tulisan ini semakin “obyektif”

Wallohu a’lam bishowab.




MURJI’AH


Munculnya kelompok-kelompok ini dan para penghusungnya, oleh kelompok lain di anggap sebagai petaka bagi kehidupan beragama umat manusia. Keberadaannya di tengah-tengah umat,dikatakan ibarat duri dalam daging yang semakin lama semakin merusak dan membahayakan. Syubhat-syubhat yang digulirkan pun, kian hari kian mendangkalkan tonggak-tonggak keimanan yang telah terhunjam dalam sanubari mereka. Tak pelak, kelompok ini pun di tuding sebagai pemecah belah umat. Menurut kelompok yang tidak sepaham kelompok ini di katakana sebagai berikut:” dengan kemunculannya terburailah ikatan persatuan umat yang telah dirajut sebaik-baiknya oleh baginda Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Murji`ah (مُرْجِئَة) digolongkan Kelompok Sesat


Mereka berpendapat : di antara kelompok sesat yang telah menyimpang dari jalan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya adalah kelompok Murji`ah. Ia merupakan kelompok sempalan yang berorientasi pada pendangkalan keimanan. Syubhat-syubhatnya amat berbahaya bagi tonggak-tonggak keimanan yang telah terhunjam dalam sanubari umat. Dasar pijakannya adalah akal dan pengetahuan bahasa Arab yang dipahami sesuai dengan hawa nafsu mereka, layaknya kelompok-kelompok bid’ah lainnya. Mereka berpaling dari keterangan-keterangan yang ada dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, serta perkataan para sahabat dan tabi’in. 1


Mengapa Disebut Murji`ah?


Murji`ah, nisbat kepada irja` (إِرْجَاء) yang artinya mengakhirkan. Kelompok ini disebut dengan Murji`ah, dikarenakan dua hal:


1. Karena mereka mengakhirkan (tidak memasukkan,.) amalan ke dalam definisi keimanan.2

2. Karena keyakinan mereka bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengakhirkan (membebaskan,) adzab atas (pelaku,.) kemaksiatan.3


Siapakah Pelopor Utamanya?


Di antara sekian nama yang diidentifikasi sebagai pelopor utamanya adalah:


1. Ghailan Ad-Dimasyqi, seorang gembong kelompok sesat Qadariyyah yang dibunuh pada tahun 105 H. (Lihat Al-Milal Wan Nihal, karya Asy-Syahrastani hal. 139)


2. Salim Al-Afthas. (Lihat Kitabul Iman, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah hal. 179)

Awalnya kelompok ini bergerak secara samar Kemudian mereka berani tampil secara lebih demonstratif di negeri Kufah (wilayah Irak,) Sehingga jadilah mereka sebagai rival (tandingan) bagi kelompok Khawarij dan Mu’tazilah, dengan pahamnya bahwa amalan ibadah bukanlah bagian dari keimanan.” (Lihat Majmu’ Fatawa 13/38)


Sekte-sekte Murji`ah


Murji`ah sendiri terpecah menjadi beberapa sekte, masing-masing memiliki bentuk kesesatan tersendiri. Di antara mereka, ada yang murni Murji`ah dan ada pula yang tidak. Adapun yang murni Murji`ah antara lain; Mu’adz At-Tumani), dan Shalihiyyah (pengikut Shalih bin Umar Ash-Shalihi). Sedangkan yang tidak murni Murji`ah, antara lain; Murji`ah Fuqaha (Murji`ah dari kalangan -sebagian- ahli fiqih Kufah, pengikut Hammad bin Abu Sulaiman), Murji`ah Qadariyyah (Murji`ah dari kalangan kelompok anti taqdir, Murji`ah Khawarij (Mereka adalah sempalan kelompok Khawarij yang tampil beda dengan induk semangnya, yaitu dengan tidak memberikan sikap sedikitpun alias ber-tawaqquf terhadap pelaku dosa besar), (Untuk lebih rincinya, lihat Majmu’ Fatawa 7/543-550,

Paham Kelompok Murji`ah Secara garis besar, Pemahaman Murji`ah dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Kelompok ini semua sepakat bahwa amalan ibadah bukanlah bagian dari keimanan.
Kemudian mereka berbeda pendapat tentang hakikat keimanan, dengan tiga versi:
- Iman: keyakinan dalam hati dan perkataan dengan lisan (versi Murji`ah Fuqaha).
- Iman: pengetahuan/ pembenaran dalam hati saja (versi Jahm bin Shafwan dan mayoritas Murji`ah).
- Iman: perkataan dengan lisan saja (versi Muhammad bin Karram).


2. Bahwa iman tidak dapat bertambah dan tidak pula berkurang, akan tetapi ia merupakan satu kesatuan yang utuh. Sehingga suatu dosa besar (kemaksiatan) tidaklah dapat mengurangi/merusak keimanan sedikit pun, sebagaimana pula suatu ketaatan tak akan bermanfaat bersama kekafiran. Atas dasar itu, pelaku dosa besar tidak bisa dihukumi sebagai orang fasiq, bahkan tergolong orang yang sempurna imannya dan tak akan mendapatkan adzab apapun dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.






















KHAWARIJ


Masalah pemahaman keagamaan atau theologis pertama yang muncul dalam Islamjustru merupakan kelanjutan lansung suatu peristiwa politik dan historis, yaitu pembunuhan 'Utsman ibn Affan, khalifah Islam yang ketiga. Tersangkutnya masalah pemahaman keagamaan di situ ialah kebutuhan para pelaku pembunuhan itu untuk menemukan pembenaran dan pengasbsahan bagi tindakan mereka. Mula-mula, pembenaran atas pembunuhan itu diperoleh dari ajaran agama tentang kewajiban seorang penguasa untuk berlaku adil dalam menjalankan kekuasaan atau pemerintahannya. Menjalankan keadilan serta menunaikan amanat kepada yang berhak adalah perintah Tuhan yang amat penting,

Sedemikian pentingnya sehingga memenuhi perintah itu disebutkan sebagai tindakan yang paling mendekati taqwa. Maka tindakan sebaliknya, yaitu menjalankan pemerintahan secara zalim sebagaimana mereka tuduhkan kepada Utsman, adalah suatu pelanggaran yang amat prinsipil kepada ketentuan agama, sehingga merupakan suatu dosa besar. Dan karena iman, untuk dapat mewujudkan tujuannya, tidak bisa dicampur dengan kezaliman, Maka berarti bahwa suatu tindakan kezaliman membuat pelakunya keluar dari iman, yakni, menjadikannya seorang yang kafir. Dan seorang kafir yang bersikap bermusuhan adalah "halal darahnya," artinya boleh, mungkin malah harus, dibunuh.

Walaupun menurut pengamatan orang lain hal ini adalah salah, tetapi bagi pelakunya sendiri, pembunuhan itu adalah tindakan keagamaan dengan segala intensitas dan kekentalan persepsinya, sehingga pembunuhan itu dengan sendirinya dihayati sebagai suatu perbuatan saleh dan bertaqwa.

Di sinilah di mulainya berbagai keruwetan tentang pemahaman keagamaan yang telah mendapatkan "intervensi" manusia itu. Sebab, para pembunuh atau mereka yang membenarkan pembunuhan Utsman yang kelak secara paling nyata melembagakan diri dalam kelompok Khawarij (al-Khawarij, Kaum Pembelot atau "Protestan") itu mengaku sebagai hal yang benar.

Khawarij termasuk salah satu dari firqoh, golongan atau aliran yang semula merupakan aliran politik yang ada dalam Islam dan mereka timbul pada masa zaman syi’ah. Kedua duanya (syi’ah dan khawarij) semula sebagai pendukung Ali.ra. yang kemudian keluar menjadi firqoh tersendiri. Ketika membara dan memuncak peperangan”.

Tahun 657M: terjadi perang Siffin antara Ali bin Abi Thalib melawan Mu’awiyah yang saat itu merupakan gubernur Syria. Versi Umum menyatakan bahwa perang Siffin terjadi dengan sebab utama adalah komplain Mu’awiyah atas ketidakberesan penyelesaian kasus pembunuhan kepada Usman bin Affan. Namun setelah terjadi korban sekian puluh ribu orang meninggal dunia,akhirnya perang ini berakhir atau di akhiri dengan proses negoisasi/Arbitrasi. Di situlah mulai tampak dan muncul golongan yang kemudian di sebut beraliran khawarij, yaitu saat-saat Mu’awiyah menangkap sinyal dan melihat bahwa api peperangan melanda dan mendesak dirin dan kelompoknya, maka kemudian Mu’awiah memerintahkan kepada bala tentaranya agar masing-masing mengangkat mushaf (Al Qur’an) dengan maksud menuntut hukum, putusan dengan Al qur’an atau yang di kenal dengan sebutan(tahkim).

Kemudian bersepakat antara ali dan mu’awiyah untuk mengadakan perdamaian dan perundingan maka di angkatlah sebagai hakim untuk penyelesaian masalah tersebut, dua orang yang terdiri seorang dari pihak Ali dan yang seorang lain dari pihak Mu’awiyah. Dari pihak ali mengajukan ”Abdullah ibnu abas” maka kemudian dari golongan Khawarij yang sebenarnya sejak semula tidak setuju terhadap adanya perdamaian tersebut, menganggap yang demikian ini sebagai tipu daya belaka bagi golongan mu’awiyah, maka golongan khawarij ini juga mengajukan pilihan tersendiri yang mendudukan ”Abu Musa Al Asy’ari”untuk ikut serta dalam majlis tahkim tersebut yang mewakili khawarij, yang pada akhirnya hasil yang didapatkan dari majlis tahkim tersebut ”menarik Ali dan menetapkan Mu’awiyah ”.


Dari sinilah golongan khawarij menolak, mereka tidak menyetujui putusan yang di keluarkan oleh tahkim tersebut bahkan menentangnya dengan keras. Dan mereka keluar dari putusan tahkim tersebut kemudian menjadi penentang keras dan tegas, sehingga mengkafirkan (menganggap kafir) kepada Ali,Ustman dan pendukung-pendukungnya. Dengan penentangan ini maka jadilah posisi golongan khawarij ini yang semula belum banyak di kenal oleh khalayak menjadi semakin menonjol dan semakin di kenal di masyarakat luas.


DOKTRIN- DOKTRIN ALIRAN KHAWARIJ.

Kaum Khawarij mempunyai pokok-pokok ajaran atau doktrin yang antara lain garis-garis besarnya adalah :


  1. Adanya keimamahan (ke Kholifahan ) wajib dengan adanya pilihan secara bebas dari kalangan orang-orang muslim. Dan apabila telah terpilih seorang imam, maka tidak sah dan tidak di benarkan mengundurkan diri atau di adili. Dan tidak menjadi sebuah keharusan bahwa Imam/Khalifah berasal dari golongan orang Quraiys. Dan seorang kholifah wajib tunduk kepada apa yang telah Alloh perintahkan. Kalau tidak, maka harus enyah dari ke Kholifahan atau Imamahan.


  1. Mereka merumuskan garis-garis besar keagamaan bahwa: Yang di namakan Iman itu tidak hanya semata mata percaya, akan tetapi baru dikatakan beriman apabila memenuhi tiga hal yang antara lain adalah sebagai berikut:




    1. Adanya pengakuan dalam hati sanubari

    2. Dinyatakan dengan lisan dan

    3. Dilaksanakan dengan amal perbuatan.


  1. Menetapkan bahwa melakukan ” Dosa besar” pelakunya adalah ” kafir”


Sedangkan yang muncul sebagai pemuka pemuka mereka sekaligus sebagai tokoh tokoh golongan ini di antaranya abdulah al Raasibi, Nafi’bin Az,dan Najdah bin Amir





























Penutup



Dari bahasan yang telah lewat amatlah jelas bahayanya kelompok sesat Murji`ah ini. Prinsip-prinsipnya benar-benar mendangkalkan keimanan umat, membuat mereka malas beramal shalih dan bermudah-mudahan melakukan kemaksiatan, dengan penuh keyakinan bahwa imannya sempurna dan dia akan aman dari adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Akhir kata, demikianlah apa yang dapat kami sajikan seputar kelompok Murji`ah

Semoga menjadi pelita dalam kegelapan dan embun penyejuk bagi para pencari kebenaran. Selanjutnya, bagi para pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam tentang kesesatan Murji`ah berikut jawabannya, maka silahkan merujuk Majmu’ Fatawa jilid 7 (Kitabul Iman), -





Daftar pustaka



* Wahab”Abd menurut pandangan para ilmuwan, CV.Pustaka. Muis”


* Al-Ajurri Al-Imam Majmu’ Fatawa jilid 7 (Kitabul Iman), Asy-Syari’ah,


* Shalih Al-Fauzan Asy-Syaikh syarh Al-Aqidah Al-Wasithiyyah,


* Ibnul Atsir, Al-ImamAn-Nihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar,


* Taimiyyah Ibnu,Kitabul Iman







1 Majmu’ Fatawa jilid 7 (Kitabul Iman), Asy-Syari’ah, karya Al-Imam Al-Ajurri,


2 Syarh Al-Aqidah Al-Wasithiyyah, karya Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hal. 113)



3 (An-Nihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar, karya Al-Imam Ibnul Atsir, 2/206)

Senin, 27 Oktober 2008

Demokrasi

Konon pada tahun 2020, negara indonesia sudah sangat demokratis. Untuk menjadi seorang kepala negara tidak berdasarkan Suku, Ras, dan Agama.... tapi mempertimbangkan faktor keturunan (sejarah nenek moyangnya), karena menurut penelitian faktor keturunan itu
besar sekali pengaruhnya pada seseorang.
Pada sidang paripurna wakil rakyat untuk pemilihan kepala periode mendatang,terpilih 4 kandidat dari keturunan Jawa, Cina, Madura dan Batak.
KETUA SIDANG : "Siapa yang merasa keberatan terhadap kandidat I (Jawa)?"
Seorang wakil dari Batak maju : "Saya tidak setuju, kakek moyang kandidat itu pernah jadi raja di Indonesia dan memberi fasilitas berlebihan pada anak cucu dan koleganya untuk menguasai seluruh negara ini."
KETUA SIDANG : "Kandidat I cacat keturunan, siapa keberatan kandidat II (Cina)?"
Seorang wakil rakyat dari Batak yang lain maju : "Saya tidak setuju, kakek moyang kandidat itu pernah monopoli ekonomi rakyat, berkoalisi dengan kakek moyang kandidat I."
KETUA SIDANG : "Kandidat II cacat juga, siapa keberatan kandidat III (Madura)?"
Wakil dari Batak yang lain maju : "Saya tidak setuju, kakek moyangnya pernah jadi pengawal setia kakek moyang kandidat pertama, sering sewenang-wenang dan membohongi rakyat demi kepentingan dia dan bosnya."
KETUA SIDANG : "Kandidat III cacat juga, satu kandidat yang tersisa siapa keberatan ?"
Semua anggota rapat diam. Wakil-wakil dari batak terlihat senang... karena untuk pertama kalinya kepala negara berasal dari sukunya. Habis mereka jengkel banget.... masak sejak berakhirnya kerajaan Sriwijaya, kekuasaan selalu di tangan orang Jawa.
Tapi tiba-tiba utusan Jawa maju kedepan sambil bawa koran terbitan tahun 1990-an, sambil bilang : "Inilah kakek moyang kandidat keempat."
KETUA SIDANG terkejut..... : "Saudara-saudara, untuk saat ini kita masih belum dapat calon kepala negara yang cocok, maka saya usulkan masa jabatan kepala negara sekarang diperpanjang untuk satu periode lagi."
Kontan utusan Batak terkejut, karena artinya Jawa akan berkuasa lagi
meskipun semua tahu banyak cacat yang timbul semasa kekuasaannya, dan belum jelas apa cacat jagonya.
WAKIL BATAK : "Apa cacat calon dari kami sehingga Ketua sidang menolak ?"
KETUA SIDANG : "Koran ini memberitahukan tentang kakek moyang kandidat IV."
Ramai-ramai anggota sidang melihat koran itu, di halaman pertama dicetak besar-besar :
"METRO MINI P07 MASUK KALI SUNTER, 33 orang diketemukan tewas, Sopirnya tak bertanggung jawab, melarikan diri bersama keneknya sampai saat ini belum ditemukan..."
ANGGOTA SIDANG : "Ooooooo begitu ceritanya....."

Kamis, 23 Oktober 2008

refleksi diri

REFLEKSI DIRI

Adik-adik………


Di suasana yang tenang ini mungkin akan lebih ni’mat ketika kita mencoba sejenak untuk kembali menengok semua kisah perjalanan hidup kita.

Tentang bagaimana diri kita ini bisa sampai berada pada dunia yang indah ini.

Semua bermula dari berkenannya Alloh menghadirkan kita di dunia ini, lewat kedua orang tua ,ayah dan ibu kita.

Kala itu betapa berbunga bunganya hati ayah ibu kita,menanti sang surya kehidupan,tambatan hati, pelanjut cita cita beliau berdua, yaitu kita.

Karena rasa syukur ayah ibu kita,.... sempat waktu itu bakal kehadiran kita ini di kabarkan sebagai kabar gembira kepada handai tolan, keluarga, dan para tetangga. ……….beliau merasa bangga menanti kehadiran kita.….


Dengan tanpa rasa lelah sedikitpun ibu kita merawat dan menanti kehadiran kita buah hati dan harapan keluarga,Kian hari kian bulan bertambah berat beban yang harus di tanggung ibu demikian juga dengan kecemasan dari ayah kita.,…… sampai……

Tibalah saat saat kelahiran kita.

Waktu itu….. ibu hanya ada dua pilihan antara hidup atau mati dalam memperjuangkan kehadiran kita di dunia ini.

Ibu tidak mempedulikan dirinya”Alhamdulillah hirobbil alamin ya alloh engkau selamatkan anaku” kata ibu, ketika beliau berdo’a sambil berurai air mata.

Kala itu ibu kita tersenyum walau sebenarnya rasa sakit yang amat sangat beliau rasakan. ....Semua itu beliau lakukan hanya untuk buah hatinya,,,, anak tercintanya....yaitu kita,

Ketika kita sudah lahirpun ternyata penderitaan ibu dan ayah kita belum berakhir Di saat-saat ibu tengah makan sambil mengendong kita, beliau harus tinggalkan makan nya karena harus membersihkan air besar kita.. Di tengah kantuknya ibu dan di tengah malam, ibu harus bangun karena tangisan kita minta air susu,

Rengekan kita kala kita sedang sakitpun membuat hati ayah ibu gundah, gelisah, dan sedih. namun semua itu tak pernah beliau pedulikan karena harapan gemilang terhadap kita anaknya yang tercinta di kemudian hari.

Justru malah untaian do’a yang ibu sampaikan kepada Alloh ” Ya Alloh jadikanlah anak kami ini anak anak yang sholeh ya Alloh yang membuat hati kami tenang dan tersenyum kala aku memasuki usia senja”

Namun apa yang terjadi mana kala anak itu, kita sudah beranjak dewasa, semua harapan itu tidak pernah terwujud,justru balasan yang sebaliknya yang ayah ibu terima dari kita anak anaknya yang tercinta

Ayah kita sering berkeluh kesah, air mata ibu sering berderai karena kata kata kotor yang beliau terima dari anak anak nya yang tersayang.

Umpatan ,penghinaan dan perlakuan kasar dari kita mewarnai guratan dahi beliau di kala usia senja

Bahkan sering kita menjadikan nasehat nasehat beliau sebagai bahan ejekan dan guyonan dengan teman teman kita

Amanat yang beliau berikan kepada kita untuk belajar dengan benar tidak pernah kita tunaikan justru dengan bapak ibu guru..... kita smakin melecehkan, menghina dan tidak ada rasa hormat sedikitpun.padahal merekalah yang menuntun kita dari kebodohan menjadi orang yang berilmu ,tapi............apa balasan yang beliau terima dari kita murid murid yang beliau cintai ini ...justru kedurhakaan dari kita


Seperti biasanya ............

Pagi itu ayah kita pergi bekerja..... ibu kita mempersiapkan kebutuhan sekolah kita mulai dari sarapan, menatakan sesuatunya untuk kita dan juga uang saku untuk putranya yang tersayang.Kita riang dan senang berangkat kesekolah tanpa ada beban sedikitpun dalam benak kita.

Tapi .......................

Baru jam sembilan pagi ada panggilan dari pihak sekolah ;;;;;;;;;;;;;kata sang guru kau harus pulang kerumah saat ini juga nak . belum sempat kita bertanya ternyata di sana ada tetangga dan paman kita menjemput kita .

Ada apa paman....???? sang paman tertunduk lesu tanpa menjelaskan apa yang sedang terjadi.....kita pun mendesak sang paman ,tapi paman semakin tidak mampu menjawab.

Hanya kata kata .........”ayo kamu harus segera pulang” sesampainya di rumah sudah banyak para tetangga yang di rumah ada apa gerangan ini ???. maka terjawablah saat itu ..... ketika kita melihat di ruang tamu ada dua sosok yang terbujur kaku ayah dan ibu kita ternyat beliau berdua telah di panggil sang maha kuasa.

Sabtu, 18 Oktober 2008

kisah samodra kehidupan

Kisah

Ketika suatu hari aku bertandang pada sebuah pelabuhan di suatu kota, di sana terlihat hiruk pikuknya perjalanan anak manusia di atas samudra kehidupan maka pada saat yang sama aku teringat sebuah kisah yang cukup membuat hati ini sadar akan sesuatu yang seharusnya kita kerjakan dalam kehidupan dunia ini. Kisah itu menceritakan perjalanan sebuah kapal besar yang tengah berjalan mengarungi samudra luas dengan fasilitas kapal yang cukup memadai. Pada saat itu kapal tengah berada di tengah-tengah samodra dengan penumpang yang sekian banyaknya, ada binatang dan kendaraan diatas gladak kapal dan para penumpang lain mulai dari anak-anak sampai dewasa bahkan yang tua renta,kakek-kakek dan nenekpun ada.

Semua sibuk lalu lalang diatas kapal itu, ada yang sekedar berjemur, ada yang bergurau dengan teman ada yang tidur-tiduran di kamar atau ada yang menghabiskan waktunya hanya untuk melihat tayangan televisi cabel yang ada. Pendeknya semua orang hanya ingin menikmati kehidupanya di atas kapal dengan gaya masing-masing sambil menanti saat-saat kapal berlabuh.

Namun tak lama kemudian dalam perjalanan kapal itu terjadilah peristiwa yang sangat mengaggetkan seluruh penumpang kapal itu, yaitu terjeburnya seorang nenek tua ke samudra di mana kapal itu tengah berjalan. Maka semua panik,semua bingung,dan semua resah. di sudut kapal itu terdengar jeritan dan isak tangis yang memilukan., suasana menjadi tegang dan mendebarkan terutama keluarga si nenek tadi Tapi walaupun suasana demikian tak ada seorangpun yang punya keinginan dan niatan untuk menolong, semua orang hanya mampu mengeluh, bicara dan bertanya bagaimana, piye, yok opo dan kata-kata lain yang serupa tapi tak satupun dari mereka yang bertindak untuk menyelamatkan.

Maka selang tak lama kemudian terjunlah seorang pemuda ke samudra itu dan akhirnya membawa nenek itu selamat naik keatas kapal. Setelah sampai di atas kapal semua orang bersorak gembira, semua orang senang dan memuji keberanian sang pemuda. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa bahkan Mualim dari kapal itupun memberikan ucapan selamat atas keberaniannya,bak sang pahlawan pemuda itu mendapatkan pujian dan sanjungan. Bahkan sang Mualim kapal itupun menawarkan berbagai hadiah yang ia inginkan ” wahai kisanak aku sangat berterima kasih padamu atas segala keberanianmu sehingga nyawa sang nenek tadi terselamatkan. kini apapun hadiah yang engkau inginkan akan aku berikan kepadamu.Mintalah dan sampaikan, aku akan berusaha untuk memenuhinya.

Para pembaca yang budiman! jikalau yang menjadi pemuda tadi itu kita dan begitu banyaknya tawaran hadiah yang akan kita dapatkan, kita akan merasa senang dan wajah kita pasti berseri-seri. Tapi tidak demikian dengan pemuda tadi, sejak dia menaikan si nenek dan mendapatkan ucapan yang cukup banyak bahkan tawaran hadiah yang begitu menggiurkan tapi wajahnya tidak sedikitpun tersenyum bahkan seakan-akan dia ingin marah yang sangat hebat.Dengan keadaan yang demikian ini sang pemuda menjawab tawaran dari sang Mualim ” Wahai bapak... aku tidak tertarik sedikitpun dengan ucapan terima kasih seluruh penumpang padaku bahkan juga hadiah yang bapak tawarkan padaku. Tapi kalau aku boleh meminta satu hal pada bapak dan semua penumpang ini maka hal ini akan aku sampaikan.

Sang Mualim pun dengan suka cita menjawab:” silahkan wahai kisanak apa yang hendak engkau inginkan. Sang pemuda menjawab : ” wahai bapak dan seluruh penumpang kapal,aku tidak mengharap pujian dan sanjungan dari kalian, punpula aku juga tidak mengharapkan hadiah apapun dari kalian tapi aku hanya ingin satu hal dari kalian.” Tunjukan padaku siapa diantara kalian yang telah mendorongku sampai aku jatuh dan terjun ke samodra tadi. Di luar dugaan, dengan tawaran hadiah yang sekian banyaknya sang pemuda hanya ingin di tunjukan siapa yang mendorongnya hingga dirinya bisa sampai ke samodra.Di sisi lain juga di luar dugaan bahwa keberadaanya di samodra tadi ternyata bukan atas kemauanya sendiri dari sang pemuda tadi

Pembaca yang budiman ....................................

Tentu kisah ini bukan hanya sebatas kisah tapi pasti ada sebuah ibroh atau pelajaran yang dapat kita petik di dalamnya

Terjeburnya sang nenek merupakan peringatan buat kita semua bahwa kita harus hati- hati dalam kehidupan ini, walau tempat kita sudah berada pada posisi nyaman sekalipun.kita harus tetap berhati-hati. Karena hati-hati dalam segala aktifitas kehidupan ini merupakan salah satu refleksi dari nilai Taqwa seseorang dalam kehidupanya. Mengapa demikian karena salah satu dari makna taqwa adalah hati-hati.

Jika kita mengamati pada terjeburnya sang pemuda dalam samodra tadi kita dapat mengambil hikmah yang cukup, yakni ternyata hidup ini bukan atas kemauan kita sendiri, kita hidup ini di hidupkan. Jikalau saya mengambil conteck cerita tadi: ternyata kita ini” didorong dalam samodra kehidupan” maka setelah kita berada pada tengah-tengah samodra kehidupan, kita punya pilihan-pilihan yang harus kita kerjakan.Apakah kita memilih untuk berbuat kebajikan atau kita memilih berbuat kejahatan,maka semuanya ada resiko-resiko yang harus di pertanggungjawabkan dalam kehidupan. Jika kita diam kita akan tenggelam. Jika kita terlalu berlebihan kitapun akan terombang ambing oleh samodra kehidupan. Maka pilihan sang pemuda tadi amatlah tepat.Walaupun ia belum tahu siapa yang mendorongnya dalam samodra kehidupan, ia tetap berbuat yang terbaik buat sesamanya. Ia memilih untuk beraktifitas memikirkan dan berbuat bukan hanya untuk diri sendiri.Ia tidak terlalu serakah dengan iming iming dunia yang berupa hadiah dari nahkoda kapal dan mualim tapi ia lebih mengedepankan mencari petunjuk siapa yang menghadirkan dia dalam samodra kehidupan.

Wallohua’lam bishowab.


SUJARWA