Kamis, 23 Oktober 2008

refleksi diri

REFLEKSI DIRI

Adik-adik………


Di suasana yang tenang ini mungkin akan lebih ni’mat ketika kita mencoba sejenak untuk kembali menengok semua kisah perjalanan hidup kita.

Tentang bagaimana diri kita ini bisa sampai berada pada dunia yang indah ini.

Semua bermula dari berkenannya Alloh menghadirkan kita di dunia ini, lewat kedua orang tua ,ayah dan ibu kita.

Kala itu betapa berbunga bunganya hati ayah ibu kita,menanti sang surya kehidupan,tambatan hati, pelanjut cita cita beliau berdua, yaitu kita.

Karena rasa syukur ayah ibu kita,.... sempat waktu itu bakal kehadiran kita ini di kabarkan sebagai kabar gembira kepada handai tolan, keluarga, dan para tetangga. ……….beliau merasa bangga menanti kehadiran kita.….


Dengan tanpa rasa lelah sedikitpun ibu kita merawat dan menanti kehadiran kita buah hati dan harapan keluarga,Kian hari kian bulan bertambah berat beban yang harus di tanggung ibu demikian juga dengan kecemasan dari ayah kita.,…… sampai……

Tibalah saat saat kelahiran kita.

Waktu itu….. ibu hanya ada dua pilihan antara hidup atau mati dalam memperjuangkan kehadiran kita di dunia ini.

Ibu tidak mempedulikan dirinya”Alhamdulillah hirobbil alamin ya alloh engkau selamatkan anaku” kata ibu, ketika beliau berdo’a sambil berurai air mata.

Kala itu ibu kita tersenyum walau sebenarnya rasa sakit yang amat sangat beliau rasakan. ....Semua itu beliau lakukan hanya untuk buah hatinya,,,, anak tercintanya....yaitu kita,

Ketika kita sudah lahirpun ternyata penderitaan ibu dan ayah kita belum berakhir Di saat-saat ibu tengah makan sambil mengendong kita, beliau harus tinggalkan makan nya karena harus membersihkan air besar kita.. Di tengah kantuknya ibu dan di tengah malam, ibu harus bangun karena tangisan kita minta air susu,

Rengekan kita kala kita sedang sakitpun membuat hati ayah ibu gundah, gelisah, dan sedih. namun semua itu tak pernah beliau pedulikan karena harapan gemilang terhadap kita anaknya yang tercinta di kemudian hari.

Justru malah untaian do’a yang ibu sampaikan kepada Alloh ” Ya Alloh jadikanlah anak kami ini anak anak yang sholeh ya Alloh yang membuat hati kami tenang dan tersenyum kala aku memasuki usia senja”

Namun apa yang terjadi mana kala anak itu, kita sudah beranjak dewasa, semua harapan itu tidak pernah terwujud,justru balasan yang sebaliknya yang ayah ibu terima dari kita anak anaknya yang tercinta

Ayah kita sering berkeluh kesah, air mata ibu sering berderai karena kata kata kotor yang beliau terima dari anak anak nya yang tersayang.

Umpatan ,penghinaan dan perlakuan kasar dari kita mewarnai guratan dahi beliau di kala usia senja

Bahkan sering kita menjadikan nasehat nasehat beliau sebagai bahan ejekan dan guyonan dengan teman teman kita

Amanat yang beliau berikan kepada kita untuk belajar dengan benar tidak pernah kita tunaikan justru dengan bapak ibu guru..... kita smakin melecehkan, menghina dan tidak ada rasa hormat sedikitpun.padahal merekalah yang menuntun kita dari kebodohan menjadi orang yang berilmu ,tapi............apa balasan yang beliau terima dari kita murid murid yang beliau cintai ini ...justru kedurhakaan dari kita


Seperti biasanya ............

Pagi itu ayah kita pergi bekerja..... ibu kita mempersiapkan kebutuhan sekolah kita mulai dari sarapan, menatakan sesuatunya untuk kita dan juga uang saku untuk putranya yang tersayang.Kita riang dan senang berangkat kesekolah tanpa ada beban sedikitpun dalam benak kita.

Tapi .......................

Baru jam sembilan pagi ada panggilan dari pihak sekolah ;;;;;;;;;;;;;kata sang guru kau harus pulang kerumah saat ini juga nak . belum sempat kita bertanya ternyata di sana ada tetangga dan paman kita menjemput kita .

Ada apa paman....???? sang paman tertunduk lesu tanpa menjelaskan apa yang sedang terjadi.....kita pun mendesak sang paman ,tapi paman semakin tidak mampu menjawab.

Hanya kata kata .........”ayo kamu harus segera pulang” sesampainya di rumah sudah banyak para tetangga yang di rumah ada apa gerangan ini ???. maka terjawablah saat itu ..... ketika kita melihat di ruang tamu ada dua sosok yang terbujur kaku ayah dan ibu kita ternyat beliau berdua telah di panggil sang maha kuasa.

Tidak ada komentar: