Selasa, 22 Desember 2009

CUKUPLAH HANYA DENGAN ALLOH SAJA

CUKUPLAH HANYA DENGAN ALLOH SAJA
   
                    
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?Qs 41:53

Kata cukup itu berarti tidak kurang namun juga tidak berlebih. Pas dengan kebutuhan cocok dengan keinginan dan sesuai dengan harapan.
Di saat kata cukup hadir dalam ranah kesadaran diri seorang muslim, maka ia akan mengantarkan pada keadaan diri yang bukan hanya sekedar mewujudkan keinginan-keinginan diri tapi juga mampu menjadi motor perubahan bagi lingkungan dimana mereka berada. Suasana hati yang menerima ke-cukup-an ini biasanya akan di ikuti oleh keadaan hati yang Syukur, Damai , Tenang dan Bahagia.
Syukur:karena sebagai hamba mereka masih di berikan ke pantasan untuk ber-olah hidup dengan fasilitas dari Tuhanya.Fasilitas yang tidak hanya sekedar simbol tapi sekaligus sebagai peng-uji-an setiap hamba yang menyatakan diri beriman kepadaNya.
Syukur perlu di lakukan karena tidak semua hamba di berikan kepantasan dalam kehidupanya.
Ke-pantas-an hanya di titipkan kepada hambanya yang ”mampu”:
Membuka ”wadah” diri yang besar untuk menerima amanah ilahiyah
Mampu memadukan antara spiritual dan profesional, yaitu maksimal terhadap Tuhan dan Maksimal terhadap sesama.
Damai itu indah dan damai itu menyenangkan walau tidak semua hamba mampu berdamai dengan keadaan dirinya. Perilaku damai hanya di peroleh oleh hamba yang merasa cukup dengan Alloh bukan dengan yang lain.
Tenang : kecukupan diri terhadap Alloh menjadikan prilaku hamba merasa tenang,karena dia melihat hidup itu adalah sebuah perjalanan yang di isi oleh upaya-upaya untuk menggapai kemungkinan-kemungkinan.Maka di sana masih terbentang lebar kesempatan,harapan bahkan pintu ampunan. Maka mukmin yang merasa cukup dengan tuhannya mereka tidak pernah mengenal gagal dan juga tidak pernah mengenal putus asa.yang ada pada dirinya lebih banyak pada harapan dan kemungkinan sebuah keberhsilan .
Bahagia: bila damai telah menyapanya tenang telah diraihnya maka kebahagian akan ikut bersama keduanya itulah buah dari ke-cukup-an seorang hamba bersama Alloh
Wallohua’lam bishowab
Oleh: Sujarwa
Mahasiswa Fakultas Agama Islam (FIAD semester V)
Unmuh SURABAYA
Laporan keuangan kajian
DUHA
FIAD Surabaya

KOSONG
DIGITAL MEDIA, PRODUSEN LAB BAHASA MODERN

Anda Membutuhkan! Silahkan contact kami
031 723 686 20 # 031 71020019.

Tidak ada komentar: